Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

CARA MENGINSTAL LINUX


Cara Install Linux Debian 6.0 Squeeze

debian 6.0 squeezeYups, Debian 6.0 aka “Squeeze” telah resmi dirilis pada 6 Februari 2011.
Berbeda dengan Distro Linux yang lain. Distro yang mempunyai banyak turunan ini sangat mengutamakan kestabilan. Tak heran jika jarak rilisnya mempunyai rentang waktu yang sangat lama. Namun, sebagai Open Source Lover’s :) , hal ini tidak menjadi masalah.
Nah, kali ini kami akan mencoba menjelaskan langkah-langkah instalasi Linux Debian 6.0 ini.
Sebelum kita memulai langkah instalasi, persiapkan terlebih dahulu :
  1. Master Linux Debian 6.0 yang bisa anda download di sini.
  2. DVD Repository (jika nantinya Anda ingin menginstal aplikasi pelengkap secara offline)
  3. Semangat, waktu dan dilengkapi dengan secangkir kopi berserta makanan kecil untuk menemani Anda pada proses penginstalan :D
LANGKAH INSTALASI :
  • Burning image ISO Debian 6.0 tadi pada sekeping DVD. Anda juga dapat me-restore image ISO Debian 6.0 tadi pada USB flashdisk / hardisk external jika ingin menginstal tanpa menggunakan DVD ROM/Drive. Insya Allah langkah-langkah instalnya melalui USB flashdisk / hardisk external akan kami ulas pada artikel berikutnya. :D
  • Setting BIOS agar dapat booting melalui DVD ROM / USB flashdisk.
  • Booting melalui DVD Debian 6.0 / USB flashdisk.
  • Pada screen Installer Boot Menu pilih Advance Options, tekan Enter.
Installer Boot Menu
  • Pilih Alternative Desktop Environment. Pada Desktop Environment Menu pilih KDE (Anda juga dapat memilih LXDE atau Xfce sesuai selera).
  • Pada screen KDE Boot Menu pilih Graphical Install untuk melakukan instalasi dalam mode grafis / GUI.
  • Saran saya pada opsi Select Language ini, kita pilih saja English agar lebih mudah dalam pengaturan. Hitung-hitung sekalian mengasah kemampuan bahasa Inggris kita lah. :D
Language Select
  • Berikutnya, karena kita akan memilih Indonesia sebagai domisili kita, maka pada jendela Select your location pilih other, kemudian pilih Asia lalu pilih Indonesia.
  • Kemudian pada Configure Locales pilih United States en_us.UTF-8.
  • Untuk Configure Keyboard pilih American English.
  • Tunggu beberapa saat hingga proses Load Installer Component dari DVD selesai.
Load Installer Component
  • Pada Configure the Network untuk Hostname biarkan sesuai defaultnya (debian). Untuk Domain name dikosongkan saja.
  • Set up users and password untuk root password isikan password Anda dan ulangi lagi pada Re-enter password to verify.
  • Untuk full name for the new user bisa Anda isikan sesuai nama lengkap anda. Disarankan tidak memakai tanda spasi untuk memisahkan nama depan dan nama belakang. Dan pada Username for your account isikan saja nama depan Anda agar lebih mudah diingat. :D
  • Choose a password for the new user isikan password Anda tapi jangan sampai sama dengan password root, karena sebagai User nantinya kita juga bisa melakukan manajemen sistem tanpa harus Login sebagai root sehingga relatif lebih aman.
  • Configure the Clock pilih Jakarta sebagai Time Zone. Atau bisa juga kota lain sesuai domisili Anda.
  • Berikutnya merupakan langkah Partisi hardisk Anda, simak dengan baik agar tidak terjadi kesalahan yg fatal. :D
  • Jika Anda menginstall Debian 6.0 ini sebagai OS tunggal pada komputer Anda, lebih baik Anda pilih Guided – use entire disk pada Partition methode.
  • Bagi Anda yg menginginkan multiboot OS (banyak OS dalam 1 komputer) pilih Manual saja.
  • Sebagai contoh disini kami mempunyai ruang hardisk sebesar 8,6 GB yg nantinya akan kita bagi yaitu 8GB untuk root (/) dan sisanya sebagai SWAP area. Maka yg harus dilakukan adalah :
  • Klik pada FREE SPACE dan Continue.
Free Space
  • Pilih Create a New Partition untuk memulai proses partisi hardisk.
  • Kali ini karena ruang hardisk yang kami punyai 8,6 GB maka untuk New partition size kami isi 8 GB.
  • Pada Type for the new partition pilih Primary. Pada Location partition pilih Beginning.
  • Berikutnya ubah Bootable flag menjadi OnDone setting up the partition > Continue.
    Done Setting Up Partition
  • Untuk men-setting Swap pada sisa partisi hardisk, klik pada FREE SPACE.
  • Create a new partition > Size biarkan saja sesuai dengan yg tertera. Type for new partition pilih Logical.
Tips : Swap biasanya ditentukan sebesar 2x jumlah RAM yg anda pakai.
Contoh : RAM yang saya gunakan sebesar 1 GB (1024 MB). Maka partisi Swap yg harus saya buat sebesar 2GB (2048 MB).
Jika Anda mempunyai RAM lebih dari 2 GB, maka Swap cukup dialokasikan sebesar 2 GB saja.
  • Untuk Use as : pilih Swap Area. Bootable flag : off dan Done setting up the partition.
  • Nah, kini partisi Anda sudah siap, klik Finish partitioning and write changes to disk. Klik Yes pada Write the changes to disk?.
  • Waktunya menunggu proses instalasi base system dari Debian 6.0. Monggo, diminum dulu kopinya. :D
Installing Base System
  • Configure the packet manager > Scan another CD or DVD ? pilih Yes Jika Anda mempunyai paket repositorynya dan Klik No jika tidak.
  • Use a network mirror ? ini merupakan pilihan mutlak bagi Anda yg tidak mempunyai paket repository. :D Klik Yes. Catatan : Anda harus sudah terhubung dengan Internet untuk mendapatkan paket repository ini.
  • Pada Debian archive mirror pilih Indonesia, untuk FTP mirrornya silahkan pilih yang Anda sukai kali ini kami memilih server cdn.debian.net sebagai source list-nya.
  • cdn.debian.net FTP MirrorPada Software Selection Anda dapat memilih aplikasi pelengkap yang Anda inginkan. Saran kami, karena nantinya Debian 6.0 ini hanya digunakan sebagai Desktop OS saja dan bukan sebagai server. Maka centang Graphical Desktop EnvironmentLaptop dan Standard system Utilities saja untuk memperlengkap aplikasinya.
  • Monggo dimakan cemilannya. :D Kita tunggu sampai proses install paket tersebut selesai.
  • Sip, proses instalasi aplikasi sudah selesai. Saatnya mengkonfigurasi GRUB.
Installing GRUB
  • Pilih Yes, bagi Anda yang menggunakan Debian 6.0 sebagai OS tunggal.
  • Tunggu sejenak dan Jreng 3x…. Installation Complete. :D
Finish the Installation
  • Restart untuk mulai mengoperasikan.
  • Pada Welcome Screen silahkan login sesuai username Anda dan password Anda.
Login
  • Inilah desktop Debian 6.0 + KDE Anda !!! :D
Desktop Debian KDE
  • Tampak polos sekali ya…. :( . Hmmmm perlu dikasih kosmetik dikit nih, biar cool…. :D
  • Sebagai contoh bisa Anda lihat desktop milik kami saat ini :D
Debian 6.0 + KDE Modif
Debian 6.0 Desktop Application

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS


LINUX,....APA ITUUU !@#$%$#@! ??? 



Seorang pemula yang baru mengenal Linux dan mau mempelajarinya, sebagian besar akan bertanya, darimana memulai belajar Linux ? Jika rajin bertanya dan mencari informasi, akan kita temukan banyak tips baik dari buku, majalah, komunitas atau dari Internet. Yang jelas, jika ingin mahir menggunakan linux, maka pasti dibutuhkan satu langkah untuk maju, kemauan untuk mencari tahu. Semua dimulai dari sebuah usaha bukan ?

Kenali Linux
Sebelum dicoba, maka dikenal dulu. Setidaknya kita tahu bahwa Linux (lengkapnya disebut GNU/Linux) itu adalah Sistem Operasi dari keluarga Unix, sama seperti Windows dari keluarga Microsoft Windows dan Mac dari keluarga Mac OS (untuk pemula, sepertinya cukup di defenisikan bahwa Linux itu adalah OS ). Linux memiliki banyak jenis dan aneka rasa (Distro Linux). Untuk mencoba Linux, bisa “Langsung Install” di Hardisk, bisa juga yang dicoba-coba dulu melalui “CD Live atau USB Live” (tanpa di install di Hardisk). Linux bisa di install dengan tampilan grafis(GUI) bisa juga berbasis teks. Dan poin yang paling menarik dari Linux adalah karena Linux itu bebas (free) dan OpenSource (sumber terbuka) dalam artian kita bisa mendowload installer linux sesuka hari, mengcopy, kemudian mengembangkan dan mendistribusikannya kembali, kemana saja dan kepada siapa saja asal tetap mempublikasikan kode (sumber) aslinya.
Pilih Distro yang mudah
Distro Linux ada banyak macam. Sebagai pemula, maka yang efektif adalah memilih distro Linux yang mudah digunakan dan dipelajari. Beberapa diantaranya adalah BlankOn (distro yang satu ini dikembangkan oleh salah satu putra Sinjai loh !), Ubuntu, Linux Mint, Opensuse dan Fedora, (cukup beberapa saja, nanti kebingungan jika disebut banyak-banyak). Setelah menentukan pilihan, maka segeralah mencari CD instalasi Linux yang cocok, bisa pinjam atau copy punya teman, minta CD-nya dari komunitas-komunitas Linux, atau download iso-nya dari Internet.

Jangan Install Sendiri
Mengapa ? Karena banyak kejadian dimana seorang pemula ketika menginstall Linux ia tidak hati-hati dan tidak terlalu paham ketika proses partisi sehingga menghapus data-data yang ada didalam komputernya. Jika cukup di coba melalaui CD Live/USB Live atau sebelumnya telah melakukan backup data, maka tidak masalah. Namun sebaiknya ketika akan menginstall, kita ditemani oleh seorang teman yang sudah mahir install Linux. Bukankah instalasi tidak selalu berjalan lancar ? Maka kita butuh seseorang untuk bertanya. Tapi jika ingin mencoba melakukan instalasi sendiri berbekal petunjuk dari internet atau buku-buku, silahkan dan tidak perlu takut, pengalaman adalah guru yang terbaik, kata orang bijak.

Telusuri isi-nya
Jika Linux adalah Sistem Operasi seperti Windows, maka apa bedanya ? Untuk menjawabnya silahkan telusuri isi-nya ketika telah melakukan penginstalan. Lihat tampilannya, jalankan aplikasi yang ada didalamnya, buka isi file systemnya dan cobalah sistem administrasi dan tool-tool didalamnya. Jangan lupa si “shell konsole/terminal” (Aplikasi penterjemah perintah yang menjembatani user dengan sistem operasi) kemudian segera pelajari perintah-perintah dasar Linux, karena nantinya sangat dibutuhkan untuk mahir menggunakan linux.

Gabung di Komunitas Linux
Di negeri kita sudah banyak pengguna Linux, hampir disetiap ibukota (dan beberapa kabupaten) sudah ada komunitas linux-nya. Kita bisa berinteraksi langsung dengan sesama pencinta Linux baik secara offline (bertemu langsung) atau melalui dunia maya (facebook, blog, microblog, chat dll). Maka segeralah menjadi bagian dari komunitas-komunitas tersebut agar bisa belajar dan sharing pengetahuan dengan sesama pengguna Linux. Tak hanya didunia nyata, kesempatan belajar lebih banyak bisa kita dapatkan di dunia maya (internet), join di milis-milis yang membahas Linux, kunjungi blog dan website-website yang membahas tentang Linux. Jika suka dengan sebuah distro Linux tertentu, sekarang sudah banyak komunitas-komunitas yang terbentuk berdasarkan distro, seperti komunitas Ubuntu, komunitas slackware, komunitas fedora, dan sebagainya. Silahkan melakukan penelusuran…

Komitmen
Jika benar ingin berimigrasi dan belajar Linux, maka dibutuhkan komitmen. Jangan cuma hari ini menginstall Linux, besoknya kembali lagi ke OS bajakan. Sedikit demi sedikit, mari kita hindari ketergantungan menggunakan OS dan Software ilegal. Jika ingin mendesain gambar atau foto, maka jangan cari-cari lagi si “Photoshop atau CorelDraw bajakan” namun belajarlah menggunakan aplikasi grafis opensource seperti GIMP. Jika ingin mengetik dan membuat laporan, maka tak usah menggunakan “MS Office bajakan”, tapi belajarlah menggunakan Open Office yang free dan halal. Jadikan Linux sebagai sarana pendidikan agar kita tidak selalu terjerat barang-barang bajakan. Selain itu, kita perlu memahami bahwa sekarang ini Linux semakin berkembang pesat dan digunakan hampir di semua bidang dan perangkat yang membutuhkan perangkat lunak. Jadi mulai sekarang, kita harus komitmen, bahwa Linux harus bisa kita kuasai. Go OpenSource !

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SEJARAH LINUX

Sejarah Linux

Siapa yang belum tahu Mandriva Linux? Siapa yang belum tahu Open Suse? Siapa yang belum tahu Red Hat? Bagi orang yang biasa berkecimpung di dunia komputer, khususnya Linux, maka nama-nama itu sudah tidak asing lagi di telinga. Namun tahukah Anda bahwa sebenarnya, Linux memiliki sejarah yang cukup panjang perjalanannya?

UNIX merupakan salah satu sistem operasi yang mengawali lahirnya Linux ke dunia ini. UNIX merupakan salah satu sistem operasi yang ada saat ini. Adapun UNIX merupakan salah satu sistem operasi populer selain keluarga raksasa Microsoft (mulai dari DOS, MS 9x sampai Vista), Novell, OS/2, BeOS, MacOS dan lainnya.

Sejarah kemunculan UNIX dimulai pada tahun 1965 ketika para ahli dari Bell Labs, sebuah laboratorium milik AT&T, bekerja sama dengan MIT dan General Electric membuat sistem operasi bernama Multics(sudah pernah dengar belum?). Nah, sistem operasi Multics ini awalnya didesain dengan harapan akan menciptakan beberapa keunggulan, seperti multiuser, multiprosesor, dan multilevel filesystem. Namun pada tahun 1969, AT&T akhirnya menghentikan proyek pembuatan Multics karena sistem operasi Multics ini sudah tidak memenuhi tujuan semula. Dengan kata lain, proyek ini mengalami hambatan karena dalam kenyataannya Multics banyak terdapat bugs dan sulit sekali dioperasikan.

Beberapa programmer Bell Labs yang terlibat dalam pembuatan dan pengembangan Multics, yaitu Ken Thompson, Dennis Ritchie, Rudd Canaday, dan Doug Mcllroy, secara tidak resmi tetap meneruskan proyek pengembangan Multics. Dan akhirnya sampailah pada sebuah sistem operasi generasi penerus dari Multics bulan Januari 1970 yang diberi nama UNIX.

Adapun generasi baru Multics ini memiliki lebih banyak keuggulan dibandingkan saudara tuanya. Nama UNIX diberikan oleh Brian Kernighan untuk memberi penegasan bahwa UNIX bukanlah Multics (tidak sama). UNIX akhirnya memiliki keunggulan seperti yang diharapkan pada awal penciptaannya. Yaitu:

1. Multilevel Filesystem

2. Multiuser dan Multiprosesor

3. Desain arsitektur yang independen terhadap suatu hardware

4. Berbagai device dapat dianggap sebagai file khusus

5. Memiliki user interface yang sederhana

6. Cocok untuk lingkungan pemrograman

7. Memiliki utilitas yang dapat saling digabungkan

Setahun setelahnya, UNIX dapat dijalankan pada komputer PDP-11 yang memiliki memory 16 KB dan sebuah disk berukuran 512 KB. Pada waktu itu source codenya UNIX masih ditulis dalam bahasa mesin (assembler). Kemudian pada tahun 1973, source code UNIX ditulis ulang dalam bahasa C yang dibuat oleh Dennis Ritchie.

Tujuan Mr. Ritchie mengubah source code UNIX ke dalam bahasa C tak lain dan tak bukan karena bahasa C didesain multiplatform dan bersifat fleksibel. Dengan dirubahnya source code ke dalam bahasa C, maka UNIX dapat dikembangkan dan dikompilasi ulang ke berbagai jenis komputer. Sejak saat itu dibuatlah berbagai macam varian UNIX yang sengaja didesain untuk jenis komputer tertentu.

Setahun kemudian, karena merasa UNIX sudah cukup matang, maka Thompson dan Ritchie mempublikasikan sebuah paper tentang UNIX. Ternyata UNIX mendapat sambutan yang sangat luar biasa dari lingkungan perguruan tinggi. Dan UNIX lah yang menjadi sistem operasi favorit di lingkungan perguruan tinggi.

Awalnya, sistem operasi UNIX ini didistribusikan secara gratis di dunia pendidikan, namun setelah banyak digunakan oleh korporasi industri dan bisnis (karena kehandalannya menangani bidang jaringan (networking), UNIX akhirnya diperdagangkan dan dipatenkan). Dalam perkembangan selanjutnya, UNIX dan varian-variannya yang dikomersialkan menjadi suatu sistem operasi yang cukup mahal pada saat itu(namun ada beberapa yang gratis karena dikembangkan dengan semangat openSource), hal ini disebabkan karena kestabilan, mampu mengerjakan program multitasking dan dapat digunakan oleh beberapa user secara bersamaan.

Adapun varian UNIX yang dikomersialkan dan populer karena kehandalannya seperti BSD 4.1 (1980), SunOS, BSD 4.2, SysV(1983), UnixWare dan Solaris 2(1988), dan lainnya. Dan yang dikembangkan dengan semangat openSource atau free diantaranya: FreeBSD, OpenBSD, NetBSD, Mnix, Hurd

Dari tadi ngomongin UNIX mulu, Linuxnya di mana? Oke, oke. Kita mulaiĆ¢€¦..

Kenal Linus Torvalds kan? Linus dilahirkan di Helsinki, Finlandia pada tanggal 28 Desember 1969. Orang yang disebut sebagai Bapak Linux(LINus UniX) ini, sudah mengenal bahasa pemrograman pada umurnya yang ke 10. Saat itu ia sering mengutak-atik komputer kakeknya, Commodore VIC-20. Karena hobinya dalam dunia komputing, 1988 Linus diterima di Univerity of Helsinki dan pada tahun 1990, Linus memulai kelas pemrograman C pertamanya. Pada tahun 1991, Linus tidak puas terhadap sistem operasi yang ada pada PC pertamanya (MS-DOS atau Disk Operation System), OS buatan Microsoft.

Linus lebih cenderung untuk menggunakan sistem operasi UNIX seperti yang dipakai komputer milik universitasnya. Akhirnya ia mengganti sistem operasi openSource Minix yang berbasiskan UNIX. Adapun Minix ini merupakan sistem UNIX kecil yang dikembangkan oleh Andrew S. Tanenbaum, seorang professor yang menggeluti penelitian masalah OS dari Vrije Universiteit, Belanda. Adapun Minix ini digunakan untuk keperluan pengajaran dan pendidikan.

Namun Linus merasa bahwa Minix masih memiliki banyak kelemahan. Dan mulai saat itu, di usianya yang ke-23, Linus mulai mengutak-atik kernel Minix. Dan ia mulai mengembangkan sistem yang kompatibel dengan IBM PC. Pada bulan Agustus 1991, lahirlah Linux 0.01 hasil oprekan Linus, dan pada tanggal 5 Oktober 1991, secara resmi Linus mengumumkan Linux 0.02 yang hanya dapat menjalankan BASH dan gcc compiler. Selain itu, Linus juga mempublikasikan sistem operasi buatannya tersebut lengkap dengan source codenya, yang ternyata disambut dengan sangat antusias oleh para programmer dan developer di seluruh dunia agar dapat di develop bersama-sama.

Sampai saat ini, Linux dibangun oleh berbagai macam komunitas dan jangan heran apabila banyak sekali distro-distro Linux yang beredar. Mulai dari yang berbayar sampai yang gratis, dari untuk pemula sampai tingkat lanjut, dan biasanya dengan banyaknya distro Linux yang beredar akan membuat orang awam bingung untuk memilih distro. Bayangkan, ada beratus-ratus distro yang tercipta atau bahkan beribu-ribu. Namun perlahan tapi pasti, diantara distro-distro Linux ini ada yang menyamai (atau bahkan) melebihi kemampuan dari Sistem Operasi keluarga raksasa (Microsoft) dan dengan semakin mudahnya dan semakin lengkapnya dukungan Linux pada hardware, besar kemungkinan Linux akan menjadi alternatif (atau bahkan sistem operasi utama di dunia).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS